This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Minggu, 10 Desember 2017

istilah anatomi

Istilah Anatomik

1.     fundus – basis pyloros – penjaga gerbang
2.     gaster – lambung, perut ruga – lipatan
3.     omentum – selaput penbungkus usus sphincter - pengikat
4.     orificium cardia – muara esofagus di lambung
5.     cardia – daerah kecil di lambung dekat esophagogastric junction
6.     fundus lambung – bagian yang lebih tinggi daripada orifisium kardia
7.     corpus – bagian terbesar lambung antara antrum dan fundus
8.     ruga (pl. rugae) – lipatan membran mukosa lambung
9.     kurvatura lambung – minor (pinggir kanan atas), major (pinggir kiri bawah)
10.   omentum (pl. omenta) – penghubung lambung dengan hati, limpa, dan kolon transversa.
11.   antrum– segmen distal, tidak menghasilkan asam, tapi menghasilkan hormon gastrin
12.   pylorus – muara lambung ke duodenum
13.   pars pilorika lambung – bagian distal, yaitu area antrum dan saluran pilorus
14.   pyloric sphincter – otot sirkuler melingkari pilorus 


Istilah Simptomatik

1.     anorexia – hilang selera makan
2.     polyphagia – makan berlebihan
3.     bulimia – selera makan berlebihan
4.     akhlorhidria – tidak adanya HCl di cairan lambung
5.     hyperchlorhydria – HCl berlebihan di cairan lambung
6.     achylia gastrica – penurunan sekresi lambung karena atrofi mukosa
7.     hypergastrinemia – kadar gastrin serum sangat tinggi
8.     faktor intrinsik – zat sekresi lambung yang perlu untuk penyerapan vitamin B12
9.     eructation – belching atau ‘sendawa’; udara dari lambung keluar melalui mulut
10.   dyspepsia – pencernaan tidak sempurna
11.   dumping syndrome – gejala pusing, diare dan keringatan setelah makan; terjadi pasca gastrektomi akibat cepatnya makanan tiba di jejunum
12.   nyeri epigastrium – nyeri di ulu hati
13.   pyrosis – heartburn, nyeri rasa terbakar di daerah jantung
14.   hematemesis – muntah darah


Istilah Diagnostik

1.     gastritis – radang lambung, bisa bersifat atrofik atau hipertrofik
2.     gastroduodenitis – radang lambung dan duodenum
8.     gastroenteritis – radang lambung dan usus
4.     gastrocolitis – radang lambung dan kolon
5.     gastric ulcer – erosi mukosa lambung,
6.     peptic ulcer - ulkus karena asam (pada lambung dan duodenum)
7.     gastrocele – hernia lambung, bagian dinding melemah dan menonjol keluar
8.     hiatus hernia – penonjolan lambung melalui tempat lewat (hiatus) esofagus di diafragma
9.     gastroptosis, penyakit Glenard – lambung tergeser ke arah bawah (‘jatuh’, ‘turun’)
10.   stenosis pilorus hipertrofik – penebalan otot sehingga lumen pilorus mengecil
11.   sindroma Mallory-Weiss – laserasi (luka) memanjang di mukosa gastroesofagus
12.   sindroma Zollinger-Ellison – sindroma sekresi lambung berlebihan, ulkus peptikum yang timbul cepat, hiperplasia sel-sel pulau pankreas; diduga akibat tumor di pankreas
13.   neoplasma jinak – adenoma, gastrinoma, papilloma, polyp (pertumbuhan bertangkai)
14.   neoplasma ganas –adenocarcinoma, lymphosarcoma


Istilah Operatif

1.     anastomosis – pembentukan sambungan antara ujung dua saluran.
2.     reseksi lambung – pembuangan bagian lambung, disusul oleh anastomoses gastroduodenum atau gastrojejunum.
3.     gastrectomy – pembuangan lambung.
4.     gastric antrectomy – pembuangan antrum (bagian lambung penghasil gastrin).
5.     gastrojejunostomy – lobang yang menghubungkan gaster dan jejunum.
6.     gastrostomy – lobang yang menghubungkan lambung ke kulit.
7.     pyloromyotomy – sayatan otot pilorus yang mengalami hipertrofi.
8.     pyloroplasty – perbaikan bentuk pilorus.
9.     vagotomy – pemotongan n. Vagus (ke kelenjar pilorus dan sel parietal lambung).

pancasila


PANCASILA DALAM KONTEKS SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA
o   Dalam pidato yang beliau sampaikan Ir.Soekarno tanpa konsep pada tanggal 1 Juni 1945 tersebut, beliau menjelaskan bahwa gagasan tentang Pancasila tersebut terbersit bagaikan ilham setelah mengadakan renungan pada malam sebelumnya. Renungan itu beliau lakukan untuk mencari jawaban terhadap pertanyaan Dr Radjiman Wedyodiningrat, Ketua BPUPKI, tentang apa dasar negara Indonesia yang akan dibentuk. Lima dasar atau sila yang beliau ajukan itu beliau namakan sebagai filosofische grondslag.
o   Nilai-nilai essensial yang terkandung dalam Pancasila yaitu : Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan serta Keadilan, dalam kenyataannya secara objektif telah dimiliki oleh Bangsa Indonesia sejak zaman dahulu kala sebelum mendirikan Negara.
o   Dasar-dasar pembentukan nasionalisme modern dirintis oleh para pejuang kemerdekaan bangsa, antara lain rintisan yang dilakukan oleh para tokoh pejuang kebangkitan nasional pada tahun 1908, kemudian dicentuskan pada sumpah pemuda pada tahun 1928.
NILAI – NILAI PANCASILA DALAM SEJARAH BANGSA INDONESIA
Nilai dan norma-norma yang terkandung dalam Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (Ekaprasetya Pancakarsa)  tersebut meliputi 36 butir, yaitu:
1.      Sila Ketuhanan Yang Maha Esa
o   Percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaan masingmasing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
o   Hormat-menghormati dan bekerja sama antara pemeluk agama dan penganut-penganut kepercayaan yang berbeda-beda, sehingga terbina kerukunan hidup.
o   Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadat sesuai dengan agama dan kepercayaannya.
Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain.
2.      Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab
o   Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan persamaan kewajiban antara sesama manusia.
o   Saling mencintai sesama manusia.
o   Mengembangkan sikap tenggang rasa dan teposeliro.Tidak semena-mena terhadap orang lain.
o   Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
o   Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
o   Berani membela kebenaran dan keadilan.
o   Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia, karena itu dikembangkan sikap hormat menghormati dan bekerja sama dengan bangsa lain.

3.      Sila Persatuan Indonesia
o   Menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan.
o   Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara.
o   Cinta tanah air dan bangsa.
o   Bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia.
o   Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-Bhinneka Tunggal Ika.
4.      Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.
o   Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat.
o   Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.
o   Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.
o   Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi olehsemangat kekeluargaan.
o   Dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
o   Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.
o   Keputusan yang diambil harus dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan
o   Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai kebenaran dan keadilan.
5.      Sila Keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia
o   Mengembangkan perbuatan-perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap dan suasana
o   kekeluargaan dan kegotong-royongan.
o   Bersikap adil.
o   Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
o   Menghormati hak-hak orang lain.
o   Suka memberi pertolongan kepada orang lain.
o   Menjauhi sikap pemerasan terhadap orang lain.
o   Tidak bersifat boros.
o   Tidak bergaya hidup mewah.
o   Tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan umum.
o   Suka bekerja keras.
o   Menghargai hasil karya orang lain.
Bersama-sama mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.
Proklamasi Kemerdekaan dan Sidang PPKI
Pada pertengahan bulan agustus 1945 akan dibentuk PPKI. Untuk keperluan itu Ir. Soekarno dan Drs. Muh. Hatta dan Dr. Radjiman diberangkatkan ke Saigon atas pangilan jendral besar Terauchi. Pada tanggal 9 agustus 1945 Jendral Terauchi memberikan kepada mereka 3 cap, yaitu :
o   Soekarno diangkat sebagai ketua PPKI,  Muh. Hatta sebagai wakil dan Radjiman sebagai anggota
o   Panitia persiapan boleh mulai bekerja pada tanggal 9 agustus 1945
o   Cepat atau tidaknya pekerjaan panitia di serahkan seperlunya pada panitia.
o    Sekembaliannya dari saigon 14 agustus 1945, Ir. Soekarno mengumumkan dimuka umum bahwa bangsa Indonesia akan merdeka sebelum jagung berbunga (secepat mungkin) dan kemerdekaan bangsa Iindonesia ini bukan merupakan hadiah dari Jepang melainkan dari hasil perjuangan sendiri.
o    Setelah Jepang menyerah pada sekutu, maka kesempatan itu dipergunakan sebaik-baiknya oleh para pejuang kemerdekaan bangsa Indonesia. Untuk mempersiapkan Proklamasi tersebut maka pada tengah malam, Soekarno-Hatta pergi ke rumah Laksamana Maeda di Oranye Nassau Boulevard (sekarang Jl. Imam Bonjol No.1).
o    Setelah diperoleh kepastian maka Soekarno-Hatta mengadakan pertemuan pada larut malam dengan Mr. Achmad Soebardjo, Soekarni, Chaerul Saleh, B.M. Diah, Sayuti Melik, Dr. Buntaran, Mr. Iwakusuma Sumantri dan beberapa anggota PPKI untuk merumuskan redaksi naskah Proklamasi. Pada pertemuan tersebut akhirnya konsep Soekarno lah yang diterima dan diketik oleh Sayuti Melik.



o    Kemudian pagi harinya pada tanggal 17 Agustus 1945 di Pegangsaan timur 56 Jakarta, tepat pada hari Jumat Legi, jam 10 pagi Waktu Indonesia Barat (Jam 11.30 waktu jepang), Bung Karno dengan didampingi Bung Hatta membacakan naskah Proklamasi dengan khidmad dan diawali dengan pidato, sebagai berikut :
P R O K L A M A S I
o   Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan Kemerdekaan Indonesia. Hal-hal yeng mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain diselenggarakan dengan cara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.
                                                                    Jakarta, 17 Agustus 1945

                                                                     Atas Nama Bangsa Indonesia
                                                                     Soekarno Hatta


Sidang PPKI
Sidang pertama (18 agustus 1945)
Dihadiri 27 orang dan menghasilkan keputusan berikut :
Mengesahkan UUD 1945 meliputi :
o   Setelah melakukan perubahan piagam jakarta yang kemudian berfungsi sebagai pembukaan UUD 1945
o   Menetapkan rancangan hukum dasar yang telah diterima dari badan penyelidik pada tanggal 17 juli 1945, mengalami perubahan karena berkaitan dengan perubahan piagam jakarta dan kemudian berfungsi sebagai UUD 1945.
o   Memilih presiden dan wakil presiden yang pertama menetapkan berdirinya komite nasional indonesia pusat sebagai badan musawarah darurat

Sidang kedua (19 agustus 1945)
o   Menentukan ketetapan sebagai berikut :
o   Tentang daerah propinsi : jawa barat, jawa tengah, jawa timur, sumatra, borneo, sulawesi, maluku dan sunda kecil.
o   Untuk sementara waktu kedudukan kooti dan sebagainya di teruskan seperti sekarang.
Untuk sementara waktu kedudukan dan gemeente diteruskan seperti sekarang dan di bentuknya 12 departemen.
Masa Setelah Proklamasi Kemerdekaan
Secara ilmiah masa Proklamasi kemerdekaan dapat mengandung pengertian sebagai berikut :
o   Dari sudut hukum ( secara yuridis) proklamasi merupakan saat tidak berlakunya tertib hukum kolonial.
o   Secara politis ideologis proklamasi mengandung arti bahwa bangsa Indonesia terbebas dari penjajahan bangsa asing melalui kedaulatan untuk menentukan nasib sendiri dalam suatu negara Proklamasi Republik Indonesia.
Setelah prokamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 ternyata bangsa Indonesia masih menghadapi kekuatan sekutu yang berupaya menanamkan kembali kekuasaan Belanda di Indonesia, yaitu pemaksaan untuk mengakui pemerintahan Nica ( Netherland Indies Civil Administration). Selain itu Belanda juga secara licik mempropagandakan kepada dunia luar bahwa negara Proklamasi RI. Hadiah pasis Jepang
Untuk melawan propaganda Belanda pada dunia Internasional, maka pemerintah RI mengelurkan tiga buah maklumat :
o   Maklumat Wakil Presiden No. X tanggal 16 Oktober 1945 yang menghentikan kekuasaan luar biasa dari Presiden sebelum masa waktunya (seharusnya berlaku selama enam bulan). Kemudian maklumat tersebut memberikan kekuasaan tersebut kepada MPR dan DPR yang semula dipegan oleh Presiden kepada KNIP.
o   Maklumat pemerintah tanggal 03 Nopember 1945, tantang pembentukan partai politik yang sebanyak–banyaknya oleh rakyat. Hal ini sebagai akibat dari anggapan pada saat itu bahwa salah satu ciri demokrasi adalah multi partai. Maklumat tersebut juga sebagai upaya agar dunia barat menilai bahwa negara Proklamasi sebagai negara Demokratis
Maklumat pemerintah tanggal 14 Nopember 1945, yang intinya maklumat ini mengubah sistem kabinet Presidental menjadi kabinet parlementer berdasarkan asas demokrasi liberal
Pembentukan Negara Republik Indonesia Serikat (RIS)
Sebagai hasil dari konprensi meja bundar (KMB) maka ditanda tangani suatu persetujuan (mantel resolusi) Oleh ratu belanda Yuliana dan wakil pemerintah RI di Kota Den Hag pada tanggal 27 Desember 1949, maka berlaku pulalah secara otomatis anak-anak persetujuan hasil KMB lainnya dengan konstitusi RIS, antara lain :
o   Konstitusi RIS menentukan bentuk negara serikat (fderalis) yaitu 16 Negara pasal (1 dan 2)
o   Konstitusi RIS menentukan sifat pemerintah berdasarkan asas demokrasi liberal dimana mentri-mentri bertanggung jawab atas seluruh kebijaksanaan pemerintah terhadap parlemen (pasal 118 ayat 2)
o   Mukadiamah RIS telah menghapuskan sama sekali jiwa dan semangat maupun isi pembukaan UUD 1945, proklamasi kemerdekaan sebagai naskah Proklamasi yang terinci.
o   Sebelum persetujuan KMB, bangsa Indonesia telah memiliki kedaulatan, oleh karena itu persetujuan 27 Desember 1949 tersebut bukannya penyerahan kedaulatan melainkan “pemulihan kedaulatan” atau “pengakuan kedaulatan”
o   Berdirinya negara RIS dalam Sejarah ketatanegaraan Indonesia adalah sebagai suatu taktik secara politis untuk tetap konsisten terhadap deklarasi Proklamasi yang terkandung dalam pembukaan UUD 1945 taitu negara persatuan dan kesatuan sebagaimana termuat dalam alinea IV, bahwa pemerintah Negara,
’yang melindungi segenap bangsa Indoneia dan seluruh tumpah darah negara Indonesia .....”
o   yang berdasarkan kepada UUD 1945 dan Pancasila. Maka terjadilah gerakan unitaristis secara spontan dan rakyat untuk membentuk negara kesatuan yaitu menggabungkan diri dengan Negara Proklamasi RI yang berpusat di Yogyakarta, walaupun pada saat itu Negara RI yang berpusat di Yogyakarta itu hanya berstatus sebagai negara bagian RIS saja

Pada suatu ketika negara bagian dalam RIS tinggalah 3 buah negara bagian saja yaitu :
o   Negara Bagian RI Proklamasi
o   Negara Indonesia Timur (NIT)
o   Negara Sumatera Timur (NST)
Akhirnya berdasarkan persetujuan RIS dengan negaraRI tanggal 19 Mei 1950, maka seluruh negara bersatu dalam negara kesatuan, dengan Konstitusi Sementara yang berlaku sejak 17 Agustus 1950.

Walaupun UUDS 1950 telah merupakan tonggak untuk menuju cita-cita Proklamasi, Pancasila dan UUD 1945, namun kenyataannya masih berorientasi kepada Pemerintah yang berasas Demokrasi Liberal sehingga isi maupun jiwanya merupakan penyimpangan terhadap Pancasila. Hal ini disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut :
o   Sistem multi partai dan kabinet Parlementer berakibat silih bergantinya kabinet yang rata-rata hanya berumur 6 atau 8 tahun. Hal ini berakibat tidak mempunyai Pemerintah yang menyusun program serta tidak mampu menyalurkan dinamika Masyarakat ke arah pembangunan, bahkan menimbulkan pertentangan - pertentangan, gangguan - gangguan keamanan serta penyelewengan - penyelewengan dalam masyarakat.

o   Secara Ideologis Mukadimah Konstitusi Sementara 1950, tidak berhasil mendekati perumusan otentik Pembukaan UUD 1945, yang dikenal sebagai Declaration of Independence bangsa Indonesia. Demikian pula perumusan Pancasila dasar negara juga terjadi penyimpangan. Namun bagaimanapun juga RIS yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dari negara Republik Indonesia Serikat.

laporan observasi

LAPORAN OBSERVASI
PERMASALAHAN KESEHATAN PENYAKIT CACAR DI PUSKESMAS KABUPATEN BERAU KECAMATAN TANJUNG REDEB
TANGGAL    : 23 JANUARI 2017


 







DISUSUN      :
NAMA           :SITI AINUN BUDIMAN
NIM                :14.16.4257
KELAS          :E/KM/II

KONSENTRASI SISTEM INFORMASI KESEHATAN
PRODI KESEHATAN MASYARAKAT
STIKES SURYA GLOBAL YOGYAKARTA
2017


KATA PENGANTAR


Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah menganugrahkan nikmat iman serta limpahan barokah kepada saya, sehingga berkesempatan untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Sholawat serta salam selalu tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW, yakni suri tauladan ummat hingga menjadi motivasi saya untuk berkarya melalui ilmu bermanfaat. Tak lupa saya haturkan terima kasih kepada dosen pembimbing, yang telah memberikan saya pemahaman akan beberapa disiplin ilmu sehingga saya mempunyai bekal dalam menyelesaikan makalah saya, karena tanpa bimbingan dosen maka sulit bagi saya untuk bisa menyelesaikan makalah ini yang membahas tentang ”PERMASALAHAN KESEHATAN PENYAKIT CACAR DI PUSKESMAS KABUPATEN BERAU KECAMATAN TANJUNG REDEB
Tiada lagi tujuan saya menyusun makalah ini, kecuali hanya untuk menambah pengetahuan kita dalam kesehatan dan hukum, saya sediakan makalah ini yang di dalamnya telah saya bahas secara spesifik tentang PERMASALAHAN KESEHATAN PENYAKIT CACAR DI PUSKESMAS KABUPATEN BERAU KECAMATAN TANJUNG REDEB
Saya berharap dengan hadirnya makalah ini maka akan menambah ilmu pengetahuan kita dan harapan besar saya semoga makalah ini bisa bermanfaat untuk saya dan pembaca semuanya.


Berau, 23 Januari 2017


 

DAFTAR ISI

TINJAUAN PUSTAKA
LAMPIRAN..............................................................................................................













BAB I
PENDAHULUAN
1.1.   PROFIL DESA
       Letak geografis dan batas wilayah Kabupaten Berau terdiri dari 52 pulau besar dan kecil dengan 13 kecamatan, 10 kelurahan, dan 96 kampung atau desa. Ibu kota kabupaten berau adalah kota tanjung redeb. Luas wilayah kabupaten berau seluas 34.127,47 km , Luas wilayah kabupaten berau mencakup 13,92% dari luas wilayah kalimatan timur secara keselurahan, dengan prosentase luas perairan mencapai 28,74.
            penduduk  jumlah  pada tahun 2013 sebesar 193.831 jiwa, dengan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 103.579 jiwa dan jumlah penduduk perempuan sebanyak 90.252 jiwa.  Laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Berau pada tahun 2013 mengalami kenaikan yang cukup besar yaitu 1,06 %.
            Kabupaten Berau merupakan salah satu daerah Pintu Gerbang Pembangunan di wilayah Propinsi Kalimantan Timur Bagian Utara, yang terletak disebelah utara dari Ibukota Propinsi Kalimantan Timur dan sekaligus merupakan Wilayah Daratan dan Pesisir Pantai yang memiliki Sumber Daya Alam, dimana wilayah daratan terdiri dari gugusan bukit yang terdapat hampir disemua kecamatan terutama Kecamatan Kelay yang mempunyai perbukitan Batu Kapur yang luasnya hampir 100 Km2. Sementara didaerah Kecamatan Tubaan terdapat perbukitan yang dikenal dengan Bukit Padai.
Daerah pesisir Kabupaten Berau terletak di kecamatan Biduk-Biduk, Talisayan, Pulau Derawan dan Maratua yang secara geografis berbatasan langsung dengan lautan. Kecamatan Pulau Derawan terkenal sebagai daerah tujuan wisata yang memiliki pantai dan panorama yang sangat indah serta mempunyai beberapa gugusan pulau seperti Pulau Sangalaki, dengan batas wilayah sebagai berikut :
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Bulungan.
2. Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Sulawesi.
3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Kutai Timur.
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kab. Bulungan dan Kab. Kutai Kertanegara.

Dalam pembagian wilayah pembangunan Kabupaten Berau memiliki 3 (tiga) wilayah yaitu :
a. Wilayah Pantai yang meliputi : Kecamatan Biduk-Biduk, Talisayan, Pulau Derawan,  Maratua dan Tubaan.
b. Wilayah Pedalaman yang meliputi : Kecamatan Segah dan Kecamatan Kelay.
c. Wilayah Kota yang meliputi : Kecamatan Tanjung Redeb, Gunung Tabur, Sambaliung, Teluk Bayur.

Menurut jenis penyakit yang diderita oleh masyarakat di kecamatan tersebut pada tahun 2013. kunjungan puskesmas tanjung menurut jenis penyakit yang di derita  di kecamatan tanjung redeb tahun 2013 jenis penyakit januari pebruari maret april mei juni penyakit saluran  pernafasan atas, penyakit vulnus, kulit/alergi , diare,penyakit lambung , hypertensi ,saluran pernapasan bawah, penyakit mata, kulit karena infeksi , penyakit telinga,lainnya.jenis penyakit juli agustus september oktober november desember di puskesmas tanjung . penyakit saluran, pernafasan atas, penyakit vulnus (luka),  kulit/alergi, diare, penyakit lambung, hipertensi, saluran pernapasan bawah, penyakit mata,  kulit karena infeksi ,penyakit telinga,  lainnya  sumber : puskesmas tanjung kecamatan tanjung redeb dalam angka 2014.



1.2.   LATAR BELAKANG
Cacar air merupakan penyakit yang sangat menular dan dapat menjadi penyakit yang lebih parah, misalnya infeksi bakteri pada kulit yang mengakibatkan bekas luka, radang paru-paru, atau radang otak. Orang dewasa yang menderita infeksi cacar air pada umumnya mengalami gejala yang lebih parah. Cacar air mungkin menimbulkan risiko terhadap bayi dalam kandungan jika terjangkit sewaktu hamil. Infeksi ketika hamil dapat mengakibatkan kecacatan janin, parut kulit dan masalah lain pada bayi.
Cacar air dapat menyebabkan penyakit parah, bahkan maut, pada tiap golongan usia. Sekitar 75% dari masyarakat menderita infeksi cacar air sebelum usia 12 tahun. Seseorang yang pernah mengalami cacar air biasanya memiliki kekebalan seumur hidup terhadap penyakit ini namun penyakit ini bisa kambuh kembali dalam bentuk penyakit lain. Seperti nama virusnya yaitu varicella-zooster virus, seseorang dapat terjangkit kembali di kemudian hari bukan dalam bentuk cacar air (varicella), melainkan dalam bentuk herpes.
Penularan cacar air, sudah dimulai sebelum timbulnya kelainan kulit, yaitu pada masa inkubasi (24 jam sebelum erupsi). Ketika mendekati masa sembuh pun, masih berisiko untuk menular.
Menurut penelitian, sekitar 12 hari setelah sembuh, penderita baru “aman”. Namun, agar lebih aman, sebaiknya tiga minggu setelah sembuh, penderita jangan melakukan kontak dengan orang lain.
Komplikasi penyakit ini pada anak-anak umumnya jarang timbul. Namun, pada orang dewasa dapat menimbulkan terjadinya radang otak (ensefalitis), paru-paru (pneumonia), ginjal (glomerulonefritis), jantung (karditis), hati (hepatitis), bahkan kematian, jika daya tahan tubuh penderita sangat buruk.
Seseorang yang pernah mengalami cacar air dan kemudian sembuh, sebenarnya virus tidak 100% hilang dari dalam tubuhnya, melainkan bersembunyi di dalam sel ganglion dorsalis sistem saraf sensoris penderita. Ketika daya tahan tubuh (Immun) melemah, virus akan kembali menyerang dalam bentuk Herpes zoster dimana gejala yang ditimbulkan sama dengan penyakit cacar air (chickenpox). Bagi seseorang yang belum pernah mengalami cacar air, apabila terserang virus varicella-zoster maka tidak langsung mengalami penyakit herpes zoster akan tetapi mengalami cacar air terlebih dahulu.








BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
TEORI IKM (Ilmu Kesehatan Masyarakat)
Kesehatan masyarakat adalah ilmu dan seni yang bertujuan untuk mencegah penyakit, memperpanjang hidup, dan meningkatkan kesehatan melalui usaha-usaha pengorganisasian masyarakat. Salah satunya pengorganisasian pelayanan-pelayanan medis dan perawatan untuk diagnosa dini dan pengobatan. Pengorganisasian dalam kesehatan masyarakat amatlah penting terutama pada perawatan dan pengobatan. Pada umumnya masyarakat kurang memperhatikan kesehatan mereka. Mereka cenderung memperhatikan kesehatan sewaktu mereka merasakan daya tahan tubuh mereka menurun,

Masyarakat merupakan salah satu unsur utama dalam berdirinya suatu negara. Negara yang makmur, merupakan tanda bahwa negara tersebut memiliki masyarakat yang juga makmur. Kemakmuran ini didukung oleh banyak faktor. Salah satunya adalah kesehatan masyarakat di suatu negara tersebut.

Kesehatan masarakat adalah ilmu yang bertujuan untuk mencegah penyakit, memperpanjang hidup, dan meningkatkan kesehatan melalui usaha-usaha pengorganisasian masarakat. Salah satunya pengorganisasian pelayanan-pelayanan medis dan perawatan untuk diagnosa dini dan pengobatan. (IAKMI , 2012)

World Health Organization sebagai: aspek-aspek kesehatan manusia dan penyakit yang disebabkan oleh faktor-faktor dalam lingkungan. Hal ini juga mencakup pada teori dan praktek dalam menilai dan mengendalikan faktor-faktor dalam lingkungan yang dapat berpotensi mempengaruhi kesehatan. Kesehatan lingkungan mencakup efek patologis langsung bahan kimia, radiasi dan beberapa agen biologis, dan dampak (sering tidak langsung) di bidang kesehatan dan kesejahteraan fisik yang luas, psikologis, sosial dan estetika lingkungan termasuk perumahan, pembangunan perkotaan, penggunaan lahan dan transportasi. (Pirenaningtyas, 2007)

Kontribusi lingkungan dalam mewujudkan derajat kesehatan merupakan hal yang essensial di samping masalah perilaku masyarakat, pelayanan kesehatan dan faktor keturunan. Lingkungan memberikan kontribusi terbesar terhadap timbulnya masalah kesehatan masyarakat. (Pirenaningtyas, 2007)

       Salah satu faktor dalam lingkungan yang menyebabkan aspek-aspek kesehatan manusia terganggu dan munculnya penyakit adalah tingkat kesadaran masyarakat di suatu daerah tempat mereka tinggal. Faktor kurangnya kesadaran dapat mempengaruhi respon masyarakat terhadap lingkungan sekitarnya.
Faktor – faktor yang mempengaruhi kesehatan masyarakat baik individu maupun masyarakat (Hendrik L.Blum) ialah Lingkungan, Perilaku, Pelayanan kesehatan, dan Genetik/keturunan.


Permasalahan penyakit yang ditemukan :
Varisela merupakan salah satu penyakit infeksi virus yang self limiting ringan dengan tingkat penularan sangat tinggi dan cepat serta kadang menimbulkan komplikasi. Penyakit ini menular melalui percikan ludah, kontak langsung, barang yang dipakai penderita dan udara ( air-borne ).
Varisela terutama menyerang anak-anak kurang dari 10 tahun, dengan angka serangan tertinggi pada usia 2 – 6 tahun, namun dapat juga menyerang pada orang dewasa, serta bayi baru lahir bahkan pernah dilaporkan varisela congenital. Penyebab penyakit ini merupakan virus yang termasuk dalam golongan Herpes Virus, yaitu Varicella Zoster Virus (VZV) dan akan meninggalkan kekebalan atau imunitas yang permanen, kecuali pada penderita leukemia, sementara mendapat terapi imunosupresif atau penyakit imunodefisiensi. Pencegahan terhadap infeksi virus varisela dapat dilakukan dengan pemberian imunisasi, baik aktif maupun pasif.
Varisela adalah suatu penyakit infeksi virus akut dan menular, yang disebabkan oleh Varicella Zoster Virus ( VZV ) dan menyerang kulit serta mukosa, ditandai oleh adanya vesikel – vesikel. Penyakit ini pertama kali dilaporkan oleh Heberden pada tahun 1767 dan tahun 1875 Steiner dapat menginokulasikan virus varisela kepada sukarelawan (Rampengan, 2005).
Pada tahun 1888 Von Bokay pertama kali melaporkan adanya hubungan antara penyebab varisela dan herpes zoster. Pada tahun 1922, Kundraitz melakukan percobaan dengan mengambil cairan vesikel dari erupsi zoster yang khas dan diinokulasikan, ternyata menimbulkan suatu erupsi, baik lokal maupun generalisata seperti pada varisela (Rampengan, 2005).
Paschen ( 1917 ), menemukan adanya inclusion bodies dalam cairan vesikel dan menyebutnya sebagai penyebab varisela adalah virus dan Willer (1953) menemukan pertumbuhan virus varisela dan zoster pada kultur jaringan manusia dan didapatkan bahwa virus varisela identik dengan virus zoster (Rampengan, 2005).
Waktu inkubasi untuk cacar air adalah 10 sampai 21 hari, diikuti dengan ruam berbintik merah, yang kemudian menjadi lepuh dalam waktu beberapa jam. Bintik-bintik ini biasanya timbul di badan, muka dan bagian tubuh yang lain. Banyak orang yang menderita infeksi cacar air mengalami demam dan merasa kurang sehat dan merasa gatal. Siapapun yang belum pernah menderita cacar air dapat terjangkit penyakit ini dan yang sudah pernah menderita penyakit ini dianggap kebal dan tidak memerlukan vaksin.
Sekitar 75% dari masyarakat menderita infeksi cacar air sebelum usia 12 tahun. Penyakit ini punya gejala yang khas, muncul biasanya di tubuh bagian tengah, kemudian ke kepala dan tangan serta kaki. Keluhannya mula-mula timbul gatal dan muncul gelembung kecil-kecil seperti jerawat yang disebut vesikel. Bila tidak sampai pecah, kelainan kulit ini dapat sembuh sempurna tanpa bekas.  Masa penyerangan virus ini adalah 10 – 21 hari (2 – 3 minggu), dan menyebar melalui jalur udara, melalui mekanisme droplet (butiran mikroskopik) yang berasal dari saluran napas seseorang yang terinfeksi penyakit ini kepada orang lain. Penyakit ini juga dapat menular melalui kontak langsung dengan cairan dalam gelembung di kulit penderitanya. Seseorang yang pernah mengalami cacar air biasanya memiliki kekebalan seumur hidup terhadap cacar air namun penyakit ini bisa kambuh kembali dalam bentuk penyakit lain. Seperti nama virusnya, varicella-zooster virus, seseorang dapat terjangkit kembali di kemudian hari bukan dalam bentuk cacar air (varicella), melainkan dalam bentuk herpes (Robbins dkk, 1992).
Penyakit ini jarang berakibat fatal, dan sering lebih berat gejalanya pada orang dewasa dibandingkan pada anak-anak. Wanita hamil dan orang-orang yang memiliki masalah dengan sistem kekebalan tubuhnya memiliki resiko komplikasi serius yang lebih besar. Seseorang yang menderita penyakit ini dapat menularkan penyakitnya kepada orang lain sejak hari pertama hingga hari ke lima sebelum munculnya bisul – bisul kecil berisi cairan di kulit. Kelainan kulit pada penyakit ini dimulai dengan benjolan kemerahan kecil-kecil berdiameter 2 – 4 mm yang tepinya tidak rata. Dari puncak benjolan itu kemudian muncul lapisan tipis berisi cairan seperti tetesan embun..  Tampilan ini adalah ciri khas cacar air. Kira-kira dalam 8 – 12 jam kemudian cairan jernih dalam benjolan tadi akan berangsur-angsur menjadi keruh, kemudian dinding tipisnya akan kempis, dan akhirnya meninggalkan bekas luka.
Penyebab masalah
Penyakit adalah suatu keadaan abnormal dari tubuh atau pikiran yang menyebabkan ketidaknyamanan, disfungsi atau kesukaran terhadap orang yang dipengaruhinya. Penyakit adalah keadaan yang bersifat objektif sedangkan rasa sakit adalah keadaan yang bersifat subjektif. Seseorang yang menderita penyakit belum tentu merasa sakit, sebaliknya tidak jarang ditemukan seseorang yang selalu mengeluh sakit padahal tidak ditemukan penyakit apapun pada dirinya.
Proses terjadinya penyakit sebenarnya telah dikenal sejak zaman Romawi yaitu pada masa Galenus (205-130 SM) yang mengungkapkan bahwa penyakit dapat terjadi karena adanya faktor predisposisi, faktor penyebab, dan faktor lingkungan
Pemeriksaan serologis untuk mendeteksi imunitas terhadap Varicella Zoster Virus dapat dengan :
  1. Complement Fixation Test (CF)
  2. Fluorescent Antibody to Membrane Antigen ( FAMA )
  3. Enzyme Linked Immunosorbent Assay ( ELISA )
  4. Immune Adherence Haemagglutination (IAHA)
DIAGNOSIS
Diagnosis biasanya sudah dapat ditegakkan dengan anamnesis dan gambaran klinis yang khas berupa :
  1. Timbulnya erupsi papulo vesikular yang bersamaan dengan demam yang tidak terlalu tinggi.
  2. Perubahan-perubahan yang cepat dari makula menjadi papula kemudian menjadi vesikel dan akhirnya menjadi krusta.
  3. Gambaran lesi berkelompok dengan distribusi paling banyak pada tubuh lalu menyebar ke perifer, yaitu muka, kepala, dan ektremitas.
  4. Membentuk ulkus putih keruh pada mukosa mulut.
  5. Terdapat gambaran yang polimorf (Rampengan, 2005).
KOMPLIKASI
Komplikasi varisela pada anak biasanya jarang dan lebih sering pada orang dewasa.
  1. Infeksi sekunder
Infeksi sekunder disebabkan oleh Stafilokok atau Streptokok dan menyebabkan selulitis, furunkel. Infeksi sekunder pada kulit kebanyakan pada kelompok umur dibawah 5 tahun. Dijumpai pada 5-10 % anak. Adanya infeksi sekunder bila manifestasi sistemik tidak menghilang dalam 3-4 hari atau bahkan memburuk.
  1. Otak
Komplikasi ini lebih sering karena adanya gangguan imunitas. Acute postinfectious cerebellar ataxia merupakan komplikasi pada otak yang paling banyak ditemukan ( 1: 4000 kasus varisela ). Ataxia timbul tiba-tiba biasanya pada 2-3 minggu setelah varisela dan menetap selama 2 bulan. Klinis mulai dari yang ringan sampai berat, sedangkan sensorium tetap normal walaupun ataxia berat. Prognosis keadaan ini baik, walaupun beberapa aanak dapat mengalami inkoordinasi atau dysarthria.
Ensefalitis dijumpai 1 dari 1000 kasus varisela dan memberikan gejala ataksia serebelar dan biasanya timbul antara hari ke-3 sampai hari ke-8 setelah timbulnya rash. Biasanya bersifat fatal.
  1. Pneumonitis
Komplikasi ini lebih sering dijumpai pada penderita keganasan, neonatus, imunodefisiensi, dan orang dewasa. Pernah dilaporkan seorang bayi umur 13 hari dengan komplikasi pneumonitis dan meninggal pada umur 30 hari.
Gambaran klinis pneumonitis adalah panas yang tetap tinggi, batuk, sesak napas, dan kadang-kadang sianosis serta hemoptoe. Pada pemeriksaan radiologi didapatkan gambaran nodular yang radio-opak pada kedua paru.
  1. Sindrom Reye
Komplikasi ini lebih jarang dijumpai. Dengan gejala yaitu nausea dan vomitus, hepatomegali, dan pada pemeriksaan laboratorium didapatkan peningkatan SGPT dan SGOT serta ammonia.
  1. Hepatitis
Dapat terjadi komplikasi ini tetapi jarang.
  1. Komplikasi lain
Seperti arthritis, trombositopenia purpura, miokarditis, keratitis (Rampengan, 2005)
Penderita perlu dikonsultasikan kepada spesialis bila dijumpai adanya gejala-gejala berikut :
  1. Varisela yang progresif atau berat
  2. Komplikasi yang dapat mengancam jiwa seperti pneumonia, ensefalitis.
  3. Infeksi bakteri sekunder yang berat terutama dari golongan grup A Streptococcus yang dapat memicu terjadinya nekrosis kulit dengan cepat serta terjadi toxic shock syndrome.
  4. Penderita dengan komplikasi berat perlu dirawat di Rumah Sakit atau bila perlu ICU.
  5. Indikasi rawat di ICU/NICU antara lain :
    1. Penurunan Kesadaran
    2. Kejang
    3. Sulit jalan
    4. Gangguan pernapasan
    5. Sianosis
    6. Saturasi oksigen menurun
    7. Semua neonatus lahir dari ibu yang menderita varisela kurang dari 5 hari sebelum melahirkan atau 2 hari setelah melahirkan (Rampengan, 2005).
PENGOBATAN
Pengobatan varisela adalah simtomatik dengan :
  1. Obat topikal
  2. Antipiretik atau analgetik
  3. Antihistamin
  4. Obat anti virus
  5. Diet yang adekuat ( Robbins, 1992).
Obat topikal
Pengobatan lokal dapat diberikan kalamin lotion atau bedak salisil 1 %.
Antipiretik atau analgetik
Biasanya dipakai aspirin, asetaminofen, ibuprofen
Antihistamin
Golongan antihistamin yang dapat digunakan, yaitu diphenhydramine, tersedia dalam bentuk cair ( 12,5 mg/5 ml), kapsul (25 mg/50 mg) dan injeksi (10 dan 50 mg/ml). Dosis 5 mg/kg/hari, dibagi dalam 3 kali pemberian.
Obat anti virus :
Vidarabin
Vidarabin adalah obat anti virus yang diperoleh dari fosforilase dalam sel dan dalam bentuk trifosfat, menghambat polimerase DNA virus.
Dosis 10-20 mg/kg BB/hari, diberikan sehari dalam infus selama 12 jam, lama pemberian 5-7 hari. Pada pemberian vidarabin, vesikel menghilang secara cepat dalam 5 hari.
Efek samping :
  1. Gangguan neurologi berupa tremor, kejang.
  2. Gangguan hematologi berupa netropenia, trombositopia
  3. Gangguan gastrointestinal berrupa muntah serta peninggian SGPT dan SGOT.
Asiklovir
Asiklovir merupakan salah satu antivirus yang banyak digunakan akhir-akhir ini. Asiklovir lebih baik dibandingkan dengan vidarabin. Obat ini bekerja dengan menghambat polimerase DNA virus Herpes dan mengakhiri replikasi virus. Obat ini dapat mengurangi bertambahnya lesi pada kulit dan lamanya panas, bila diberikan 24 jam mulai timbulnya rash.
Pada anak kecil yang tanpa komplikasi, penggunaan obat ini kurang bermanfaat dan tidak direkomendasikan secara rutin sehingga asiklovir lebih banyak digunakan pada penderita dengan komplikasi atau penderita dengan gangguan imunitas.Obat ini tidak mengurangi rasa gatal pada kulit, komplikasi, atau penularan sekunder.
Dosis 5-10 mg/kg BB dibagi dalam 4-5 dosis per hari, dapat diberikan secara oral atau tiap 8 jam selama 5-7 hari. Dengan dosis jangan melebihi 3200 mg/hari.
Efek samping :
Gangguan ginjal berupa renal insufisiensi, malaise, dan gangguan pencernaan.
PENCEGAHAN
Pencegahan terhadap infeksi varisela zoster virus dilakukan dengan cara imunisasi pasif atau aktif.
  1. Imunisasi Pasif
Imunisasi ini diberikan kepada kelompok penderita risiko tinggi setelah kontak dengan varisela. Pemberiannya dapat sesegera mungkin, tetapi bila diberikan dalam waktu 96 jam pascakontak, dapat juga mencegah atau mengurangi penyakit varisela.
Dosis Zoster Imunoglobulin (ZIG) : 0,6 ml/kg BB intramuskular diberikan 72 jam setelah kontak.
Indikasi pemberian Zoster Imunoglobulin adalah :
  1. Neonatus yang lahir dari ibu menderita varisela 5 hari sebelum partus atau 2 hari setelah melahirkan.
  2. Penderita leukemia atau limfoma terinfeksi varisela yang sebelumnya belum divaksinasi.
  3. Penderita HIV, atau gangguan imunitas lainnya.
  4. Penderita sedang mendapat pengobatan imunosupresan seperti kortikosteroid.
  5. Imunisasi Aktif
Vaksin varisela merupakan vaksin hidup yang dilemahkan yang berasal dari OKA Strain dengan efek imunogenisitas tinggi dan tingkat proteksi cukup tinggi berkisar 71-100% serta mungkin lebih lama.
Dapat diberikan pada anak sehat ataupun penderita leukemia, imunodefisiensi. Untuk penderita pasca kontak dapat diberikan vaksin ini dalam waktu 72 jam dengan maksud sebagai preventif atau mengurangi gejala penyakit.
Dosis yang dianjurkan adalah 0,5 ml subkutan. Pemberian vaksin ini ternyata cukup aman. Dapat diberikan bersamaan dengan MMR dengan daya proteksi yang sama dan efek samping hanya berupa rash yang ringan. Efek samping biasanya tidak ada, tetapi bila ada biasanya bersifat ringan (Rampengan, 2005).






TEORI EKOLOGI LINGKUNGAN
1.      Model Gordon
Teori ini di kemukakan oleh John Gordon pada tahun 1950 dan dinamakan model Gordon sesuai dengan nama pencetusnya. Model gordon ini menggambarkan terjadinya penyakit pada masyarakat, ia menggambarkan terjadinya penyakit sebagai adanya sebatang pengungkit yang mempunyai titik tumpu di tengah-tengahnya, yakni Lingkungan (Environment). Pada kedua ujung batang tadi terdapat pemberat, yakni Agen (Agent) dan Pejamu (Host). Dalam model ini A, P, L dianggap sebagai tiga elemen utama yang berperan dalam interaksi ini, sehingga terjadi keadaan sehat ataupun sakit, dimana :
A = agent/penyebab penyakit
P = host/populasi berisiko tinggi, dan
L = lingkungan
Interaksi di antara tiga elemen tadi terlaksana karena adanya faktor penentu pada setiap elemen. Model ini mengatakan bahwa apabila pengungkit tadi berada dalam keseimbangan, maka dikatakan bahwa masyarakat berada dalam keadaan sehat, seperti gambar di bawah ini :
Description: Image
Sebaliknya, apabila resultan daripada interaksi ketiga unsur tadi menghasilkan keadaan tidak seimbang, maka didapat keadaan yang tidak tidak sehat atau sakit. Model gordon ini selain memberikan gambaran yang umum tentang penyakit yang ada di masyarakat, dapat pula digunakan untuk melakukan analisis, dan mencari solusi terhadap permasalahan yang ada.
Dalam pandangan epidemiologi klasik dikenal segitiga epidemiologi (epidemiologic triangle) yang digunakan untuk menganalisis terjadinya penyakit yang di gambarkan sebagai berikut :
Description: Image
Konsep ini bermula dari upaya untuk menjelaskan proses timbulnya penyakit menular dengan unsur-unsur mikrobiologi yang infeksius sebagai agen, namun selanjutnya dapat pula digunakan untuk menjelaskan proses timbulnya penyakit tidak menular dengan memperluas pengertian agen.



2.      The Wheel of Causation (Teori Roda)
Description: Image
Model ini menggambarkan hubungan manusia dan lingkungannya sebagai roda. Roda tersebut terdiri atas manusia dengan substansi genetik pada bagian intinya dan komponen lingkungan biologi, sosial, fisik mengelilingi pejamu. Ukuran komponem roda bersifat relatif, tergantung problem spesifik penyakit yang bersangkutan. Contoh pada penyakit herediter tentunya proporsi inti genetik relatif besar, sedang penyakit campak status imunitas pejamu dan biologik lebih penting daripada faktor genetik. Peranan lingkungan sosial lebih besar dari yang lainnya dalam hal stres mental, sebaliknya pada penyakit malaria peran lingkungan biologis lebih besar.
Seperti halnya dengan model jaring-jaring sebab akibat, model roda memerlukan identifikasi dari berbagai faktor yang berperan dalam timbulnya penyakit dengan tidak begitu menekankan pentingnya agen. Di sini dipentingkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidupnya. Besarnya peranan dari masing-masing lingkungan bergantung pada penyakit yang bersangkutan.
Teori ini merupakan pendekatan lain untuk menjelaskan hubungan antara manusia dan lingkungan. Roda terdiri daripada satu pusat (pejamu atau manusia) yang memiliki susunan genetik sebagai intinya. Disekitar pejamu terdapat lingkungan yang dibagi secara skematis ke dalam 3 sektor yaitu lingkungan biologi, sosial dan fisik.
Besarnya komponen-kompenen dari roda tergantung kepada masalah penyakit tertentu yang menjadi perhatian kita. Untuk penyakit-peyakit bawaan (herediter) inti genetik relatif lebih besar. Untuk kondisi tertentu seperti campak, inti genetik relatif kurang penting oleh karena keadaan kekebalan dan sektor biologi lingkungan yang paling berperanan. Pada model roda, mendorong pemisahan perincian faktor pejamu dan lingkungan, yaitu suatu perbedaan yang berguna untuk analisa epidemiologi.



3.      The Web of Causation (Jaring-jaring Sebab Akibat)
Teori jaring-jaring sebab akibat ini ditemukan oleh Mac Mohan dan Pugh (1970). Teori ini sering disebut juga sebagai konsep multi factorial. Dimana teori ini menekankan bahwa suatu penyakit terjadi dari hasil interaksi berbagai faktor. Misalnya faktor interaksi lingkungan yang berupa faktor biologis, kimiawi dan sosial memegang peranan penting dalam terjadinya penyakit.
Menurut model ini perubahan dari salah satu faktor akan mengubah keseimbangan antara mereka, yang berakibat bertambah atau berkurangnya penyakit yang bersangkutan. Menurut model ini, suatu penyakit tidak bergantung pada satu sebab yang berdiri sendiri melainkan sebagai akibat dari serangkaian proses sebab dan akibat. Dengan demikian maka timbulnya penyakit dapat dicegah atau dihentikan dengan memotong mata rantai pada berbagai titik. Model ini cocok untuk mencari penyakit yang disebabkan oleh perilaku dan gaya hidup individu.
Contoh: Jaringan sebab akibat yang mendasari penyakit jantung koroner (PJK) dimana banyak faktor yang merupakan menghambat atau meningkatkan perkembangan penyakit.
Beberapa dari faktor ini instrinsik pada pejamu dan tetap (umpama LDL genotip), yang lain seperti komponen makanan, perokok, inaktifasi fisik, gaya hidup dapat dimanipulasi.

Description: Image















BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
A.     HASIL OBSERVASI

Dari observasi yang saya lakukan di Puskesmas Bara-baraya Makassar tahun 2016 yaitu pada hari senin tanggal 11 januari 2016. Dan hasil observasi yang saya lakukan yang meneliti tentang penyakit cacar air (Varisela) pada anak – anak.
Dari beberapa penyakit yang saya temukan di Puskesmas Bara – baraya saya memilih penyakit Varisela karena dari beberapa penyakit yang saya temukan di Puskesmas Bara – baraya Makassar penyakit Varisela lebih banyak atau dominan di derita oleh pasien dari puskesma Bara – baraya. Karena penyakit cacar air (Varisela) adalah penyakit menualr sehingga banyak juga penderita penykit varisela yang terjdi pada balita umur dibawah 3 tahun.
Pembahasan kali ini saya akan membahas dengan teori roda atau The Wheel of Causation. Penyakit varisela (cacar air) merupakan penyakit menular Sehingga menjadi alasan saya untuk membahas  penyakit varisel (cacar air) dengan menggunakan teori ekologi lingkung aitu TEORI RODA.
TEORIA RODA ini sangat umum digunakan oleh para ahli dalam menjelasakan kosep berbagai permasalahan kesehatan termasuk salah satunya adalah terjadinya penyakit. Hal ini sangat komprehensif dalam memprediksi suatu penyakit.

Description: Image
model roda memerlukan identifikasi dari berbagai faktor yang berperan dalam timbulnya penyakit dengan tidak begitu menekankan pentingnya agen. Di sini dipentingkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidupnya. Besarnya peranan dari masing-masing lingkungan bergantung pada penyakit yang bersangkutan.
Teori ini merupakan pendekatan lain untuk menjelaskan hubungan antara manusia dan lingkungan. Roda terdiri daripada satu pusat (pejamu atau manusia) yang memiliki susunan genetik sebagai intinya. Disekitar pejamu terdapat lingkungan yang dibagi secara skematis ke dalam 3 sektor yaitu lingkungan biologi, sosial dan fisik. Pada model roda, mendorong pemisahan perincian faktor pejamu dan lingkungan, yaitu suatu perbedaan yang berguna untuk analisa epidemiologi.
Dari observasi yang saya lakukan di Puskesmas Bara – Baraya Makassar ini saya mendapatkan penyakit cacar banyak terjadi pada anak dibawah usia 6 tahun. Faktor yang mempengaruhi penyakit varisela ini adalah lingkungan. Dalam wawancara yang saya lakukan oleh ibu Ami penyakit cacar ini banyak terjadi pada anak – anak di sekitar rumahnya. Penyakit varisela (cacar air) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus, dan pada daerah lingkungan di sekitar rumah ibu Ami belum banyak yang mengetahui tentang perilaku hidup sehat sehingga banyak yang terkena penyakit. Dari hal ini menjadikan teori roda menjadi alasan saya untuk mengetahui ekologi di lingkungan.
Host
Host atau penajmau ialah keadaan manusia yang sedemikan rupa sehingga menjadi faktor risiko untuk terjadinya suatu penyakit. Faktor ini di sebabkan oleh faktor intrinsik. Factor penjamuyang biasanya menjkadi factor untuk timbulnya suatu penyakit sebagai berikut :
1.      Umur. Misalnya, usia lanjut lebih rentang unutk terkena penyakit karsinoma, jantung dan lain-lain daripada yang usia muda.
2.      Jenis kelamin (seks). Misalnya , penyakit kelenjar gondok, kolesistitis, diabetes melitus cenderung terjadi pada wanita serta kanker serviks yang hanya terjadi pada wanita atau penyakit kanker prostat yang hanya terjadi pada laki-laki atau yang cenderung terjadi pada laki-laki seperti hipertensi, jantung, dll.
3.      Ras, suku (etnik). Misalnya pada ras kulit putih dengan ras kulit hitam yang beda kerentangannay terhadapa suatu penyakit.
4.      Genetik (hubungan keluarga). Misalnya penyakit yang menurun seperti hemofilia, buta warna, sickle cell anemia, dll.
5.      Status kesehatan umum termasuk status gizi, dll
6.      Bentuk anatomis tubuh
7.      Fungsi fisiologis atau faal tubuh
8.      Keadaan imunitas dan respons imunitas
9.      Kemampuan interaksi antara host dengan agent
10.  Penyakit yang diderita sebelumnya
11.  Kebiasaan hidup dan kehidupan sosial dari host sendiri
Dalam hal ini yang menjadi Host adalah Aisyah yang sebagai penjamu dari virus varizela.
BIOLOGICAL ENVIRONMENT
Faktor lingkungan adalah faktor yang ketiga sebagai penunjang terjadinya penyakit, hali ini Karen faktor ini datangnya dair luar atau bisas disebut dengan faktor ekstrinsik. Lingkungan Biologis Mikroorganisme penyebab penyakit Reservoar, penyakit infeksi . Vektor pembawa penyakit virus, bakteri, sebagai sumber bahan makanan, obat dan lain yang disebabkan oleh berbagai unsur seperti unsur biologis yang dikarenakan oleh mikro organisme (virus, bakteri, jamur, parasit, protzoa, metazoa, dll), unsur nutrisi karena bahan makanan yang tidak memenuhi standar gizi yang ditentukan, unsur kimiawi yang disebabkan karena bahan dari luar tubuh maupun dari dalam tubuh sendiri (karbon monoksid, obat-obatan, arsen, pestisida, dll), unsur fisika yang disebabkan oleh panas, benturan, dll, serta unsur psikis atau genetik yang terkait dengan heriditer atau keturun. Demikian juga dengan unsur kebiasaan hidup (rokok, alcohol, dll), perubahan hormonal dan unsur fisioloigis seperti kehamilan, persalinan, dll.
Dalam hal ini yang menjadi faktor biological environment atau faktor lingkungan bilogi adalah virus varizela sendiri atau disebut dengan Varizella Zoster Virus.
ENVIRONMENT PHYSICAL
Environment physical atau lingkungan fisik juga menjadi faktor dari ekologi kesehatan. Yang dimaksud dengan lingkungan fisik adalah yang berwujud geogarfik dan musiman. Lingkungan fisik ini dapat bersumber dari udara, keadaan tanah, geografis, air sebagai sumber hidup dan sebagai sumber penyakit, Zat kimia atau polusi, radiasi, dll.
Dalam hal ini faktor lingkungan fisik atau ENVIRONTMENT PHSICAL yang mempengaruhi penyakit varizella adalah udara, air, maupun kontak langsung dengan orang yang terkena penyakit cacar. Hal ini terjadi karena penularan penyakit varizella biasanya di tularkan melalui udara, air yang telah terkontaminasi dengan varizella zoster virus, dan kontak langsung dengan psient varizella dan terkena percikan dari tubuh pasient ke tubuh yang lain.
SOCIAL ENVIRONTMENT
Faktor sosial Yang termasuk dalam faktor lingkungan soial adalah sistem berperilaku sosial terhadap lingkungan yang berlaku untuk mengacu pada kondisi sosil  sesorang dan berdampak pada perilaku yang akan berpengaruh pada kondisi kesehatannya. Selain itu juga yang menjadi masalah yang cukup besar adalah terjadinya urbanisasi yang berdampak pada masalah keadaan kepadatan penduduk rumah tangga, sistem pelayanan kesehatan setempat, kebiasaan hidup masyarakat, bentuk organisasi masyarakat yang kesemuanya dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan terutama munculnya bebagai penyakit.
Dalam hal ini lingkungan social sangat berpengaruh bagi terjadinya penyakit varizella. Lingkungan yang terjadi pada daerah rumah Aisyah sedang banyak terjangkit penyakit varizella dan lingkungan yang kurang sehat juga sebagai faktor terjangkitnya suatu penyakit.

BAB IV PENUTUP
·         KESIMPULAN
Varisela merupakan salah satu penyakit infeksi virus yang self limiting ringan dengan tingkat penularan sangat tinggi dan cepat serta kadang menimbulkan komplikasi. Penyakit ini menular melalui percikan ludah, kontak langsung, barang yang dipakai penderita dan udara ( air-borne ).
Virus varisela masuk ke dalam tubuh umumnya melalui saluran pernapasan dan berkolonisasi di traktus respiratorius bagian atas, virus pada umumnya bereplikasi dalam kelenjar limfe regional, 4-6 hari kemudian mulai terjadi viremia dan menyebar melalui peredaran darah masuk ke dalam organ reticuloendothelial seperti limfa, hepar. Setelah seminggu terjadi lagi viremia kedua, saat virus mulai menyebar masuk ke dalam visera dan kulit, dan berakhir dengan manifestasi lesi pada kulit yang khas. Virus juga menyebar ke saluran pernafasan. Infeksi pada susunan saraf pusat atau hepar juga terjadi pada saat ini.
Transmisi atau penularan penyakit varisela dilaporkan melalui banyak cara. Penularan dapat dengan :
  1. Kontak langsung
  2. Percikan ludah atau melalui udara sehingga menyebabkan penyakit ini sangat menular walaupun sebelum rash timbul.
  3. Papul dan vesikel tetapi bukan krusta, mengandung populasi virus cukup tinggi.
  4. Transplasental.
Pencegahan terhadap infeksi varisela zoster virus dilakukan dengan cara imunisasi pasif atau aktif.
-          Imunisasi Pasif
Imunisasi ini diberikan kepada kelompok penderita risiko tinggi setelah kontak dengan varisela. Pemberiannya dapat sesegera mungkin, tetapi bila diberikan dalam waktu 96 jam pascakontak, dapat juga mencegah atau mengurangi penyakit varisela.
-          Imunisasi Aktif
Dapat diberikan pada anak sehat ataupun penderita leukemia, imunodefisiensi. Untuk penderita pasca kontak dapat diberikan vaksin ini dalam waktu 72 jam dengan maksud sebagai preventif atau mengurangi gejala penyakit.
SARAN
  1. Bagi penderita cacar berikan makanan penuh dan jangan dibatasi
  2. Kadang-kadang penderita mengalami anoreksia, sebaiknya dimotivasi banyak minum untuk mempertahankan status hidrasi. Cairan yang cukup sangat diperlukan bila penderita diberikan Asiklovir, karena obat ini dapat berkristalisasi dalam tubulus renalis bila penderita dalam keadaan dehidrasi.
  3. Tidak perlu membatasi aktivitas pada penderita tanpa komplikasi.

DAFTAR PUSTAKA

-          Http : // www. menkokesra.go.id . 2007 . Perkembangan penyakit cacar di Indonesia. Diakses Pada Tanggal 11 Oktober 2009.
-          Http : // www. spiritia .or .id . 2007 . Waspadai penyakit cacar. Diakses Pada Tanggal 11 Oktober 2009.
-          Rampengan, T.H. 2005. Penyakit Infeksi Tropik pada Anak Edisi ke-2. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
-          Robbins, Stanley dkk. 1992. Patologi I Edisi 4. EGC, Surabaya.
-          Robbins, Stanley dkk. 1995. Patologi II Edisi 4. EGC, Surabaya
-          Budiarto, eko.2003. Pengantar epidemiologi.jakarta: penerbit buku kedokteran egc
-          Arsip mata kuliah fkm unhas 2006
-          Murti, Bhisma. 1997. Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
-          Rajab, Wahyudin. 2008. Buku Ajar Epidemologi Untuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
-          Soemirat, Juli. 2010. Epidemiologi, Wabah Penyakit, Lingkungan, Sumber Daya Alam. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
-          Timmreck, Thomas C. 2001. Epidemiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
-          Azwar, Azrul. 1988. Pengantar Epidemiologi Edisi Pertama. Jakarta : Bina Putra Aksara.
-          Budiarto, Eko dan Dewi Anggraeni. 2001. Pengantar Epidemiologi Edisi 2. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
-          Budioro, B. 2001. Pengantar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
-          Chandra, Budiman. 2006. Ilmu Kedokteran Pencegahan dan Komunitas. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
-          Kasjono, Heru Subaris. 2008. Intisari Epidemiologi. Jogjakarta : Mitra Cendekia.
-          Kasjono, Heru Subaris, dkk. 2006. Manajemen Epidemiologi. Yogyakarta: Media Pressindo

















LAMPIRAN
Description: D:\foto omk\observasi\IMG_20160108_095300.jpg  Description: D:\foto omk\observasi\IMG_20160108_093348.jpg  Description: D:\foto omk\observasi\IMG_20160108_092125.jpg Description: D:\foto omk\observasi\IMG_20160108_095446.jpgDescription: D:\foto omk\observasi\IMG_20160108_095433.jpg  Description: D:\foto omk\observasi\IMG_20160108_095420.jpg