Minggu, 10 Desember 2017

makalah parasitologi

Makalah Parasitologi
ASCARIS LUMBRICOIDES
Untuk Memenuhi Tugas Akhir Praktikum Parasitologi
Instruktur : Anis Khotimah, S.K.M, M.P.H.

Disusun Oleh :
Nama              : Siti Ainun Budiman
Kelas               : E/Km/III
Nim                 :14.16.4257
Kelompok       : E-6
KONSENTRASI SISTEM INFORMASI KESEHATAN
PRODI KESEHATAN MASYARAKAT
STIKES SURYA GLOBAL
YOGYAKARTA
2017




KATA PENGANTAR
Dengan nama Allah yang maha pengasih dan maha penyayang. Segala puji dan syukur bagi Allah swt yang dengan ridho-Nya kita dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan lancar. Sholawat dan salam tetap kami haturkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad saw dan untuk para keluarga, sahabat dan pengikut-pengikutnya yang setia mendampingi beliau. Terima kasih kepada keluarga, ibu guru, dan teman-teman yang terlibat dalam pembuatan makalah ini yang dengan do'a dan bimbingannya makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan lancar.
Dalam makalah ini, kami membahas tentang ” Ascaris Lumbricoides” yang kami buat berdasarkan  refrensi yang kami ambil dari berbagai sumber, diantaranya buku dan internet. Makalah ini diharapkan bisa menambah wawasan dan pengetahuan yang selama ini kita cari. Kami berharap bisa dimafaatkan semaksimal dan sebaik mugkin.
saran dan kritik yang membangun tetap kami nantikan dan kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Yogyakarta, 11 Desember 2017

Penulis










DAFTAR ISI
























BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG MASALAH
Indonesia masih banyak penyakit yang merupakan masalah kesehatan, salah satu diantaranya ialah cacing gelang yang ditularkan melalui tanah. Cacingan ini dapat mengakibatkan menurunnya kondisi kesehatan, gizi, kecerdasan dan produktifitas penderitanya sehingga secara ekonomi banyak menyebabkan kerugian, karena menyebabkan kehilangan karbohidrat dan protein serta kehilangan darah, sehingga menurunkan kualitas sumber daya manusia. Prevalensi cacingan di Indonesia pada umumnya masih sangat tinggi, terutama pada golongan penduduk yang kurang mampu mempunyai risiko tinggi terjangkit penyakit ini. (Surat Keputusan Menteri Kesehatan No: 424/MENKES/SK/VI, 2006:1).

B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Teori tentang kesehatan secara umum
2.      Teori konsep sehat dan konsep sakit
3.      Teori penyakit Ascaris Lumbricoides

C.     TUJUAN PENULISAN
4.      Mengetahui kesehatan secara umum
5.      Mengetahui konsep sehat dan konsep sakit
6.      Mengetahui tentang penyakit Ascaris Lumbricoides









BAB II
LANDASAN TEORI
A.    KESEHATAN SECARA UMUM
KONSEP SEHAT SAKIT MENURUT WHO
Menurut WHO (1947) Sehat itu sendiri dapat diartikan bahwa suatu keadaan yang sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan (WHO, 1947).
Definisi WHO tentang sehat mempunyai karakteristik berikut yang dapat meningkatkan konsep sehat yang positif (Edelman dan Mandle. 1994) :
Memperhatikan individu sebagai sebuah sistem yang menyeluruh.
Memandang sehat dengan mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal.
Penghargaan terhadap pentingnya peran individu dalam hidup.
SEHAT MENURUT DEPKES RI
UU No.23,1992 tentang Kesehatan menyatakan bahwa :
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Dalam pengertian ini maka kesehatan harus dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh terdiri dari unsur –unsur fisik, mental dan sosial dan di dalamnya kesehatan jiwa merupakan bagian integral kesehatan

B.     KONSEP SEHAT DAN KONSEP SAKIT
Berikut beberapa hal yang berkaitan dengan arti makna dan definisi sehat sakit dari beberapa ahli kesehatan.
Pengertian sehat antara lain dikemukakan oleh :

·         Menurut Undang-Undang Kesehatan N0. 23/1992 yang dimaksud dengan kesehatan adalah suatu keadaan sejahtera dari badan (jasmani), jiwa (rohani) dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
·         Menurut pengertian sehat dari Pender, 1982 yang dimaksud dengan pengertian kesehatan adalah
·         Sehat adalah perwujudan individu yang diperoleh melalui kepuasan dalam berhubungan dengan orang lain (aktualisasi). Perilaku yang sesuai dengan tujuan, perawatan diri yang kompeten sedangkan penyesuaian diperlukan untuk mempertahankan stabilitas dan integritas struktural.
·         Sedangkan menurut Paune tahun 1983 pengertian makna sehat adalah fungsi efektif dari sumber-sumber perawatan diri (self care Resouces) yang menjamin tindakan untuk perawatan diri ( self care actions) secara adekuat. Self care Resouces : mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap. Self care Actions merupakan perilaku yang sesuai dengan tujuan diperlukan untuk memperoleh, mempertahankan dan meningkatkan fungsi psikososial dan spiritual.
Itulah beberapa makna arti dari sehat dan kesehatan berdasarkan UU dan juga ahli-ahli kesehatan. Untuk berikutnya adalah pengertian sakit yang merupakan bagian dari konsep rentang sehat sakit ini yaitu :

·         Pengertian konsep sakit menurut Perkins bahwa sakit adalah sebagai suatu keadaan yang tidak menyenangkan yang menimpa seseorang sehingga seseorang menimbulkan gangguan aktivitas sehari-hari baik itu dalam aktivitas jasmani, rohani dan sosial.
·         Definisi sakit adalah merupakan suatu keadaan dari badan atau sebagian dari organ badan dimana fungsinya terganggu atau menyimpang.
·         Sakit adalah merupakan ketidak seimbangan dari kondisi normal tubuh manusia diantaranya sistem biologik dan kondisi penyesuaian

C.     TEORI TENTANG ASCARIS LUMBRICOIDES
1        Pengertian
Ascaris lumbricoides atau yang lebih dikenal dengan cacing gelang merupakan salah satu cacing yang merugikan bagi manusiadari kelas Nematoda dalam Filum Nemathelminthes. Ascaris lumbricoides hidup di dalam tubuh tepatnya di dalam usus halus. Ascaris lumbricoides hidup di dalam usus halus karena di dalam usus halus cacing perut ini dapat memperoleh makanan dengan mudah. Ascaris lumbricoides masuk ke dalam tubuh melalui makanan yang telah terkontaminasi telur cacing perut.
Telur cacing perut keluar bersama feses, ketika telur cacing tersebut berada di makanan dan makanan itu kita makan maka kemungkinan besar cacing ini akan tumbuh di dalam tubuh kita. Setelah telur masuk ke dalam tubuh, telur akan menetas dan akan menjadi cacing ke dalam usus halus. Karena ukurannya yang microscopis, maka cacing ini dapat menembus dinding-dinding usus, jalan terus hingga ke paru-paru. Sampai paru-paru cacing perut ini terus berjalan ke trakea lalu kembali lagi ke dalam usus halus melalui esofagus.
2. Siklus Hidup
Bentuk infektif bila tertelan oleh manusia dengan menetas diusus halus. Larvanya akan menembus dinding usus halus menuju pembuluh darah atau saluran limfe, lalu dialirkan ke jantung, kemudian mengikuti aliran darah ke paru, larva yang ada di paru menembus dinding pembuluh darah, lalu dinding alveolus  masuk rongga alveolus kemudian naik ke trakea melalui bronkiolus dan bronkus. Dari trakea larva ini menuju ke faring, sehingga akan menimbulkan rangsangan pada faring. Selanjutnya larva akan masuk ke saluran pencernaan dan di usus halus larva berubah menjadi cacing dewasa. Cacing dewasa akan melakukan perkawinan sehingga cacing betina akan gravid dan bertelur. Telur cacing akan bercampur dengan faeces manusia. Pada saat buang air besar telur keluar bersama faeces dan berada di alam (tanah) untuk menjadi matang. Telur matang tertelan kembali oleh manusia melalui makanan yang terkontaminasi telur. Satu putaran siklus hidup Ascaris lumbricoides akan berlangsung kurang lebih selama dua bulan.
3. Morfologi dan Lingkungan Hidup
Cacing Ascaris lumbricoides memiliki 2 stadium dalam perkembangannya, yaitu :
1. Telur : telur fertil, infertil dan yang telah mengalami dekortikasi
2. Bentuk dewasa.
Stadium telur spesies ini berbentuk bulat oval dan ukurannya berkisar antara 45 – 75 mikron x 35 – 50 mikron. Telur Ascaris lumbricoides sangat khas dengan susunan dinding telurnya yang relatif tebal dengan bagian luar yang berbenjol-benjol. Dinding telur tersebut tersusun atas tiga lapisan, yaitu :
a. Lapisan luar yang tebal dari bahan albuminoid yang bersifat impermiabel.
b. Lapisan tengah dari bahan hialin bersifat impermiabel ( lapisan ini yang memberi bentuk telur )
c. Lapisan paling dalam dari bahan vitelline bersifat sangat impermiabel sebagai pelapis sel telurnya.
Telur cacing ini sering ditemukan  dalam 2 bentuk, yaitu telur fertile (dibuahi) dan telur yang infertile (tidak dibuahi). Telur fertil yang belum berkembang biasanya tidak memiliki rongga udara, tetapi yang telah mengalami perkembangan akan didapatkan rongga udara. Pada telur fertile yang telah mengalami pematangan kadangkala mengalami pengelupasan dinding telur yang paling luar sehingga penampakan telurny tidak lagi berbenjol-benjol kasar melainkan tampak halus. Telur yang telah mengalami pengelupasan pada lapisan albuminoidnya tersebut sering dikatakan telah mengalami proses dekortikasi. Pada telur ini lapisan hialin menjadi lapisan yang paling luar.
Telur infertil; bentuknya lebih lonjong, ukuran lebih besar, berisi protoplasma yang mati sehingga tampak lebih transparan.
Pada stadium dewasa, cacing spesies ini dapat dibedakan jenis kelaminnya. Biasanya jenis betina memiliki ukuran yang relatif lebih besar dibandingkan jantan. Pada bagian kepala (anterior) terdapat 3 buah bibir yang memiliki sensor papillae, satu pada mediodorsal dan 2 buah pada ventrolateral. Diantara 3 bibir tersebut terdapat bucal cavity yang berbentuk trianguler dan berfungsi sebagai mulut. Jenis kelamin jantan memiliki  ukuran panjang berkisar antara 10 – 30 cm sedangkan diameternya antara 2 – 4 mm. Pada bagian posterior ekornya melingkar ke arah ventral dan memiliki 2 buah spikula. Sedangkan jenis kelamin betina panjang badannya berkisar antara 20 – 35 cm dengan diameter tubuh antara 3 – 6 mm. Bagian ekornya relatif lurus dan runcing.
4. Epidemiologi
Infeksi yang disebabkan oleh cacing Ascaris lumbricoidesdisebut Ascariasis. Di Indonesia prevalensi Ascariasis tinggi, frekuensinya antara 60% sampai 90% terutama terjadi pada anak-anak. A. lumbricoides banyak terjadi pada daerah iklim tropis dan subtropis khususnya negara-negara berkembang seperti Amerika Selatan, Afrika dan Asia
Seekor cacing betina dapat bertelur sebanyak 100.000 – 200.000 butir sehari, terdiri dari telur yang dibuahi  dan yang tidak dibuahi.   Dalam lingkungan yang sesuai maka telur yang dibuahi akan berkembang menjadi bentuk infektif dalam waktu kurang lebih 3 minggu.
Spesies ini dapat ditemukan hampir diseluruh dunia, terutama didaerah tropis dengan suhu panas dan sanitasi lingkungan jelek. Semua umur dapat terinfeksi jenis cacing ini. Anak kecil yang sering  bermain dengan tanah akan berpeluang besar untuk terkontaminasi oleh telur cacing, mengingat telur cacing ini mengalami pematangan di tanah. Dengan demikian perlu diperhatikan kebersihan diri dan sanitasi lingkungan sekitar tempat bermain anak.
5.  Patologi Klinik
Gejala klinis akan ditunjukkan pada stadium larva maupun dewasa.
Pada stadium larva, Ascaris dapat menyebabkan gejala ringan di hati dan di paru-paru akan menyebabkan sindrom Loeffler. Sindrom Loeffler merupakan kumpulan tanda seperti demamsesak napaseosinofilia, dan pada foto Roentgen thoraks terlihat infiltrat yang akan hilang selama 3 minggu.
Pada stadium dewasa, di usus cacing akan menyebabkan gejala khas saluran cerna seperti tidak nafsu makan, muntah-muntah, diarekonstipasi, dan mual. Bila cacing masuk ke saluran empedu makan dapat menyebabkan kolik atau ikterus. Bila cacing dewasa kemudian masuk menembus peritoneum badan atau abdomen maka dapat menyebabkan akut abdomen.
6. Diagnosa
Diagnosa pasti untuk Askarisasis yaitu dengan cara menemukan telur cacing dewasa pada feses. Metode-metode yang digunakan dalam pemeriksaan feses ada dua cara, yaitu dengan metode langsung (dengan kaca prnutup ataupun tidak dengan kaca penutup) dan meetode tidak langsung (dengan cara sedimentasi atau sentrifuge, cara flotasi dengan NaCl jenuh).
Salah satu metode pemeriksaan telur cacing selain dengan pemeriksaan tinja yang diagnosis, dapat pula dibuat bila cacing dewasa keluar sendiri baik melalui mulut (berupa muntahan) ataupun kotoran atau tinja.
7. Pengobatan          
Pengobatan dengan farmasi
Pengobatan askariasis dapat digunakan obat-obat sepreti pirantel pamoat, mebendazol,albendazol, piperasin
Pengobatan tradisional
Beberapa hasil studi terbaru dalam literature medis yang mengusulkan benihsemangka dan papaya yang dijemur dibawah terik matahari dapat mengurangiinfeksi cacing. Pada orang dewasa diberikan dosis satu sendok makan benih yangdicampur dengan gula dalam satu gelas air satu kali seminggu selama duaminggu. Gula memberikan rasa pahit yang bertindak sebagai obat pencuci perut.
BAB III
PEMBAHASAN
SIKLUS HIDUP
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjCdvp0Dnl5g-iVXfud1b9jBEZfdHEReP3ZduIKHppihhGMlkDje6bdA-74rQG4bsEOiqSl9R4ZhwuUq7Nhd0yQa0-IQj3v5WuyNGUdkhDHlbF1ifFoTZkVRE6JwWNSxyZ5NpVbq6ukYJd4/s1600/siklus+Ascaris+lumbricoides.jpg
Cacing dewasa menghasilkan telur-telur yang akan matang di tanah, saat telur inI tertelan orang, larvanya akan melubangi dinding usus, bergerak ke hati, jantung dan/atau paru-paru.         
Sesaat di dalam paru-paru, larva berganti kulit, setelah sepuluh hari bermigrasi lewat saluran udara ke kerongkongan tempat dimana mereka akan tertelan. Dalam usus kecil cacing dewasa kawin dan betinanya menimbun telur-telur yang akan dilepaskan keluar bersama feses. Telur dalam feses ini harus mencapai mulut orang lagi untuk memulai siklus baru.







BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Ascaris lumbricoides atau yang lebih dikenal dengan cacing gelang merupakan salah satu cacing yang merugikan bagi manusiadari kelas Nematoda dalam Filum Nemathelminthes. Hospes parasit ini adalah manusia. Telur cacing Ascaris lumbricoides yang berada pada makanan ataupun tangan yang tidak bersih, akan masuk ke dalam tubuhdan tumbuh berkembang hingga dewasa di dalam usus manusia. Cacing Ascaris lumbricoides memiliki 2 stadium dalam perkembangannya, yaitu :
1. Telur : telur fertil, infertil dan yang telah mengalami dekortikasi
2. Bentuk dewasa.
Stadium telur spesies ini berbentuk bulat oval dan ukurannya berkisar antara 45 – 75 mikron x 35 – 50 mikron. Telur Ascaris lumbricoides sangat khas dengan susunan dinding telurnya yang relatif tebal dengan bagian luar yang berbenjol-benjol. Dinding telur tersebut tersusun atas tiga lapisan, yaitu :
a. Lapisan luar yang tebal dari bahan albuminoid yang bersifat impermiabel.
b. Lapisan tengah dari bahan hialin bersifat impermiabel ( lapisan ini yang memberi bentuk telur )
c. Lapisan paling dalam dari bahan vitelline bersifat sangat impermiabel sebagai pelapis sel telurnya.
Di Indonesia prevalensi Ascariasis tinggi, frekuensinya antara 60% sampai 90% terutama terjadi pada anak-anak. Diagnosa pasti untuk Askarisasis yaitu dengan cara menemukan telur cacing dewasa pada feses. Pengobatan untuk seseorang yang mengidap penyakit cacingan Ascaris, dapat dilakukan pengobatan secara farmasi maupun tradisional.
B. Saran
Tidak makan makanan mentah (sayuran,daging babi, daging sapi dan daging ikan).
Minum air yang sudah dimasak mendidih baru aman.
Menjaga kebersihan diri, sering gunting kuku, membiasakan cuci tangan menjelang makan atau sesudah buang air besar.
Tidak boleh buang air kecil/besar di sembarang tempat, tidak menjadikan tinja segar sebagai pupuk; tinja harus dikelola dengan tangki septik, agar tidak mencemari sumber air.
Bila sudah terjadi infeksi Ascaris lumbricoides maka penderita harus segera di beri obat cacingan atau segera di bawa ke dokter untuk tindakan lebih lanjut.
Dan yang terpenting, jagalah higiene masing-masing personal serta sanitas lingkungan.



















DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Cacing_tambang
http://www.scribd.com/search?cat=cacing+tambang&sq=Search#913
http://www.pdf-search-engine.com/cacing-tambang-pdf.html
http://www.scribd.com/doc/13758753/ASCARIS-LUMBRICOIDES
http://id.wikipedia.org/wiki/Askariasis
http://www.metapathogen.com/hookworm/humanhookworms/
http://www.dpd.cdc.gov/dpdx/html/ascariasis.htm
http://aditya-pandhu.blogspot.com/2010/04/ascaris-lumbricoides-cacing-perut.html
http://en.wikipedia.org/wiki/Ascaris_lumbricoides
http://www.metapathogen.com/roundworm/














LAMPIRAN
CONTOH KASUS :
Otak Dipenuhi Larva Cacing
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiTyzxLWJcKXQXfLFEeDvlHKlXVinKPHotTKV9NlFvjIApxSN2WK8lH1XAdu-4ryy2i9wu585v9s11_8h7cXUrWtQHa-sJJnbTp1crQ5dNYlSBJm3RY478aeSokBPD8NK-4UptZX0hjnDsc/s320/cacing+otak.jpg
Suki-Jane Taylor (43 tahun) divonis menderita kondisi langka yang disebut neurosysticerosis pada tahun 2009, yaitu penyakit parasit pada sistem saraf, setelah ia terinfeksi telur cacing pita yang biasa ada di tubuh babi.

Telur cacing tersebut menyebar melalui makanan, air dan permukaan benda yang telah terkontaminasi dengan kotoran. Larva cacing pita tersebut kemudian melakukan perjalanan ke otak dan membentuk kista. Ketika mulai mati, larva menyebabkan aneurisma (kelainan pembuluh darah) sebesar ukuran jeruk tangerine di dalam otak Taylor.

Ibu empat anak ini harus dilarikan ke St George's Hospital, London, dan pemeriksaan MRI menunjukkan bahwa pembuluh darah di otaknya telah membengkak. Untuk menyelamatkan nyawanya, dokter bedah langsung melakukan operasi darurat dengan memasukkan shunt ke tengkoraknya untuk mengeringkan cairan di otaknya.

Taylor harus kehilangan kemampuan indera perasa dan penciuman karena kondisi tersebut. Pasca operasi, kini ia pun menderita epilepsi dan depresi.






0 komentar:

Posting Komentar