Makalah
Parasitologi
ASCARIS LUMBRICOIDES
Untuk
Memenuhi Tugas Akhir Praktikum Parasitologi
Instruktur
: Anis Khotimah, S.K.M, M.P.H.
Disusun
Oleh :
Nama :
Siti Ainun Budiman
Kelas : E/Km/III
Nim :14.16.4257
Kelompok : E-6
KONSENTRASI
SISTEM INFORMASI KESEHATAN
PRODI
KESEHATAN MASYARAKAT
STIKES
SURYA GLOBAL
YOGYAKARTA
2017
KATA
PENGANTAR
Dengan
nama Allah yang maha pengasih dan maha penyayang. Segala puji dan syukur bagi Allah
swt yang dengan ridho-Nya kita dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan
lancar. Sholawat dan salam tetap kami haturkan kepada junjungan kita Nabi besar
Muhammad saw dan untuk para keluarga, sahabat dan pengikut-pengikutnya yang
setia mendampingi beliau. Terima kasih kepada keluarga, ibu guru, dan
teman-teman yang terlibat dalam pembuatan makalah ini yang dengan do'a dan
bimbingannya makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan lancar.
Dalam
makalah ini, kami membahas tentang ” Ascaris Lumbricoides” yang kami buat berdasarkan refrensi yang kami
ambil dari berbagai sumber, diantaranya buku dan internet. Makalah ini
diharapkan bisa menambah wawasan dan pengetahuan yang selama ini kita cari.
Kami berharap bisa dimafaatkan semaksimal dan sebaik mugkin.
saran
dan kritik yang membangun tetap kami nantikan dan kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Yogyakarta, 11
Desember 2017
Penulis
DAFTAR
ISI
BAB
I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG MASALAH
Indonesia
masih banyak penyakit yang merupakan masalah kesehatan, salah satu diantaranya
ialah cacing gelang yang ditularkan melalui tanah. Cacingan ini dapat
mengakibatkan menurunnya kondisi kesehatan, gizi, kecerdasan dan produktifitas
penderitanya sehingga secara ekonomi banyak menyebabkan kerugian, karena
menyebabkan kehilangan karbohidrat dan protein serta kehilangan darah, sehingga
menurunkan kualitas sumber daya manusia. Prevalensi cacingan di Indonesia pada
umumnya masih sangat tinggi, terutama pada golongan penduduk yang kurang mampu
mempunyai risiko tinggi terjangkit penyakit ini. (Surat Keputusan Menteri
Kesehatan No: 424/MENKES/SK/VI, 2006:1).
B. RUMUSAN
MASALAH
1. Teori
tentang kesehatan secara umum
2. Teori
konsep sehat dan konsep sakit
3. Teori
penyakit Ascaris Lumbricoides
C. TUJUAN
PENULISAN
4. Mengetahui
kesehatan secara umum
5. Mengetahui
konsep sehat dan konsep sakit
6. Mengetahui
tentang penyakit Ascaris Lumbricoides
BAB
II
LANDASAN
TEORI
A. KESEHATAN
SECARA UMUM
KONSEP
SEHAT SAKIT MENURUT WHO
Menurut WHO (1947)
Sehat itu sendiri dapat diartikan bahwa suatu keadaan yang sempurna baik secara
fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan
(WHO, 1947).
Definisi WHO tentang
sehat mempunyai karakteristik berikut yang dapat meningkatkan konsep sehat yang
positif (Edelman dan Mandle. 1994) :
Memperhatikan individu
sebagai sebuah sistem yang menyeluruh.
Memandang sehat dengan
mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal.
Penghargaan terhadap
pentingnya peran individu dalam hidup.
SEHAT
MENURUT DEPKES RI
UU No.23,1992 tentang
Kesehatan menyatakan bahwa :
Kesehatan adalah
keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif
secara sosial dan ekonomi. Dalam pengertian ini maka kesehatan harus dilihat
sebagai satu kesatuan yang utuh terdiri dari unsur –unsur fisik, mental dan
sosial dan di dalamnya kesehatan jiwa merupakan bagian integral kesehatan
B. KONSEP
SEHAT DAN KONSEP SAKIT
Berikut beberapa hal yang berkaitan dengan arti makna dan definisi
sehat sakit dari beberapa ahli kesehatan.
Pengertian sehat antara lain dikemukakan oleh :
Pengertian sehat antara lain dikemukakan oleh :
·
Menurut
Undang-Undang Kesehatan N0. 23/1992 yang dimaksud dengan kesehatan adalah suatu
keadaan sejahtera dari badan (jasmani), jiwa (rohani) dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
·
Menurut
pengertian sehat dari Pender, 1982 yang dimaksud dengan pengertian kesehatan
adalah
·
Sehat adalah
perwujudan individu yang diperoleh melalui kepuasan dalam berhubungan dengan
orang lain (aktualisasi). Perilaku yang sesuai dengan tujuan, perawatan diri
yang kompeten sedangkan penyesuaian diperlukan untuk mempertahankan stabilitas
dan integritas struktural.
·
Sedangkan
menurut Paune tahun 1983 pengertian makna sehat adalah fungsi efektif dari
sumber-sumber perawatan diri (self care Resouces) yang menjamin tindakan untuk
perawatan diri ( self care actions) secara adekuat. Self care Resouces :
mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap. Self care Actions merupakan
perilaku yang sesuai dengan tujuan diperlukan untuk memperoleh, mempertahankan
dan meningkatkan fungsi psikososial dan spiritual.
Itulah beberapa
makna arti dari sehat dan kesehatan berdasarkan UU dan juga ahli-ahli
kesehatan. Untuk berikutnya adalah pengertian sakit yang
merupakan bagian dari konsep rentang sehat sakit ini yaitu :
·
Pengertian
konsep sakit menurut Perkins bahwa sakit adalah sebagai suatu keadaan yang
tidak menyenangkan yang menimpa seseorang sehingga seseorang menimbulkan
gangguan aktivitas sehari-hari baik itu dalam aktivitas jasmani, rohani dan
sosial.
·
Definisi
sakit adalah merupakan suatu keadaan dari badan atau sebagian dari organ badan
dimana fungsinya terganggu atau menyimpang.
·
Sakit adalah
merupakan ketidak seimbangan dari kondisi normal tubuh manusia diantaranya
sistem biologik dan kondisi penyesuaian
C. TEORI
TENTANG ASCARIS LUMBRICOIDES
1
Pengertian
Ascaris
lumbricoides atau yang lebih dikenal dengan cacing
gelang merupakan salah satu cacing yang merugikan bagi manusiadari kelas
Nematoda dalam Filum Nemathelminthes. Ascaris
lumbricoides hidup di dalam tubuh tepatnya di dalam usus
halus. Ascaris lumbricoides hidup di dalam usus halus karena di dalam
usus halus cacing perut ini dapat memperoleh makanan dengan mudah. Ascaris
lumbricoides masuk ke dalam tubuh melalui makanan yang telah
terkontaminasi telur cacing perut.
Telur
cacing perut keluar bersama feses, ketika telur cacing tersebut berada di makanan
dan makanan itu kita makan maka kemungkinan besar cacing ini akan tumbuh di
dalam tubuh kita. Setelah telur masuk ke dalam tubuh, telur akan menetas dan
akan menjadi cacing ke dalam usus halus. Karena ukurannya yang microscopis,
maka cacing ini dapat menembus dinding-dinding usus, jalan terus hingga ke
paru-paru. Sampai paru-paru cacing perut ini terus berjalan ke trakea lalu
kembali lagi ke dalam usus halus melalui esofagus.
2.
Siklus Hidup
Bentuk
infektif bila tertelan oleh manusia dengan menetas diusus halus. Larvanya akan
menembus dinding usus halus menuju pembuluh darah atau saluran limfe, lalu
dialirkan ke jantung, kemudian mengikuti aliran darah ke paru, larva yang ada
di paru menembus dinding pembuluh darah, lalu dinding alveolus masuk rongga
alveolus kemudian naik ke trakea melalui bronkiolus dan bronkus. Dari trakea
larva ini menuju ke faring, sehingga akan menimbulkan rangsangan pada faring.
Selanjutnya larva akan masuk ke saluran pencernaan dan di usus halus larva
berubah menjadi cacing dewasa. Cacing dewasa akan melakukan perkawinan sehingga
cacing betina akan gravid dan bertelur. Telur cacing akan bercampur dengan
faeces manusia. Pada saat buang air besar telur keluar bersama faeces dan
berada di alam (tanah) untuk menjadi matang. Telur matang tertelan kembali oleh
manusia melalui makanan yang terkontaminasi telur. Satu putaran siklus
hidup Ascaris lumbricoides akan berlangsung kurang lebih selama dua
bulan.
3.
Morfologi dan Lingkungan Hidup
Cacing Ascaris
lumbricoides memiliki 2 stadium dalam perkembangannya, yaitu :
1.
Telur : telur fertil, infertil dan yang telah mengalami dekortikasi
2.
Bentuk dewasa.
Stadium
telur spesies ini berbentuk bulat oval dan ukurannya berkisar antara 45 – 75
mikron x 35 – 50 mikron. Telur Ascaris lumbricoides sangat khas
dengan susunan dinding telurnya yang relatif tebal dengan bagian luar yang
berbenjol-benjol. Dinding telur tersebut tersusun atas tiga lapisan, yaitu :
a.
Lapisan luar yang tebal dari bahan albuminoid yang bersifat impermiabel.
b.
Lapisan tengah dari bahan hialin bersifat impermiabel ( lapisan ini yang
memberi bentuk telur )
c.
Lapisan paling dalam dari bahan vitelline bersifat sangat impermiabel sebagai
pelapis sel telurnya.
Telur
cacing ini sering ditemukan dalam 2 bentuk, yaitu telur fertile (dibuahi)
dan telur yang infertile (tidak dibuahi). Telur fertil yang belum berkembang
biasanya tidak memiliki rongga udara, tetapi yang telah mengalami perkembangan
akan didapatkan rongga udara. Pada telur fertile yang telah mengalami
pematangan kadangkala mengalami pengelupasan dinding telur yang paling luar
sehingga penampakan telurny tidak lagi berbenjol-benjol kasar melainkan tampak
halus. Telur yang telah mengalami pengelupasan pada lapisan albuminoidnya
tersebut sering dikatakan telah mengalami proses dekortikasi. Pada telur ini
lapisan hialin menjadi lapisan yang paling luar.
Telur
infertil; bentuknya lebih lonjong, ukuran lebih besar, berisi protoplasma yang
mati sehingga tampak lebih transparan.
Pada
stadium dewasa, cacing spesies ini dapat dibedakan jenis kelaminnya. Biasanya
jenis betina memiliki ukuran yang relatif lebih besar dibandingkan jantan. Pada
bagian kepala (anterior) terdapat 3 buah bibir yang memiliki sensor papillae,
satu pada mediodorsal dan 2 buah pada ventrolateral. Diantara 3 bibir tersebut
terdapat bucal cavity yang berbentuk trianguler dan berfungsi sebagai mulut.
Jenis kelamin jantan memiliki ukuran panjang berkisar antara 10 – 30 cm
sedangkan diameternya antara 2 – 4 mm. Pada bagian posterior ekornya melingkar
ke arah ventral dan memiliki 2 buah spikula. Sedangkan jenis kelamin betina
panjang badannya berkisar antara 20 – 35 cm dengan diameter tubuh antara 3 – 6
mm. Bagian ekornya relatif lurus dan runcing.
4.
Epidemiologi
Infeksi
yang disebabkan oleh cacing Ascaris lumbricoidesdisebut Ascariasis. Di
Indonesia prevalensi Ascariasis tinggi, frekuensinya antara 60%
sampai 90% terutama terjadi pada anak-anak. A. lumbricoides banyak
terjadi pada daerah iklim tropis dan subtropis khususnya negara-negara
berkembang seperti Amerika Selatan, Afrika dan Asia
Seekor
cacing betina dapat bertelur sebanyak 100.000 – 200.000 butir sehari, terdiri
dari telur yang dibuahi dan yang tidak dibuahi. Dalam lingkungan
yang sesuai maka telur yang dibuahi akan berkembang menjadi bentuk infektif
dalam waktu kurang lebih 3 minggu.
Spesies
ini dapat ditemukan hampir diseluruh dunia, terutama didaerah tropis dengan
suhu panas dan sanitasi lingkungan jelek. Semua umur dapat terinfeksi jenis
cacing ini. Anak kecil yang sering bermain dengan tanah akan berpeluang
besar untuk terkontaminasi oleh telur cacing, mengingat telur cacing ini
mengalami pematangan di tanah. Dengan demikian perlu diperhatikan kebersihan
diri dan sanitasi lingkungan sekitar tempat bermain anak.
5.
Patologi Klinik
Gejala
klinis akan ditunjukkan pada stadium larva maupun dewasa.
Pada
stadium larva, Ascaris dapat menyebabkan gejala ringan di hati dan di
paru-paru akan menyebabkan sindrom Loeffler.
Sindrom Loeffler merupakan kumpulan tanda seperti demam, sesak napas, eosinofilia,
dan pada foto Roentgen thoraks terlihat infiltrat yang
akan hilang selama 3 minggu.
Pada
stadium dewasa, di usus cacing akan menyebabkan gejala khas saluran cerna
seperti tidak nafsu makan, muntah-muntah, diare, konstipasi,
dan mual.
Bila cacing masuk ke saluran empedu makan
dapat menyebabkan kolik atau ikterus.
Bila cacing dewasa kemudian masuk menembus peritoneum badan
atau abdomen maka dapat menyebabkan akut abdomen.
6.
Diagnosa
Diagnosa
pasti untuk Askarisasis yaitu dengan cara menemukan telur cacing dewasa pada
feses. Metode-metode yang digunakan dalam pemeriksaan feses ada dua cara,
yaitu dengan metode langsung (dengan kaca prnutup ataupun tidak dengan kaca
penutup) dan meetode tidak langsung (dengan cara sedimentasi atau sentrifuge,
cara flotasi dengan NaCl jenuh).
Salah
satu metode pemeriksaan telur cacing selain dengan pemeriksaan tinja yang
diagnosis, dapat pula dibuat bila cacing dewasa keluar sendiri baik melalui
mulut (berupa muntahan) ataupun kotoran atau tinja.
7.
Pengobatan
Pengobatan
dengan farmasi
Pengobatan
askariasis dapat digunakan obat-obat sepreti pirantel pamoat,
mebendazol,albendazol, piperasin
Pengobatan
tradisional
Beberapa
hasil studi terbaru dalam literature medis yang mengusulkan benihsemangka dan
papaya yang dijemur dibawah terik matahari dapat mengurangiinfeksi cacing. Pada
orang dewasa diberikan dosis satu sendok makan benih yangdicampur dengan gula
dalam satu gelas air satu kali seminggu selama duaminggu. Gula memberikan rasa
pahit yang bertindak sebagai obat pencuci perut.
BAB III
PEMBAHASAN
SIKLUS HIDUP
Cacing dewasa menghasilkan telur-telur yang
akan matang di tanah, saat telur inI tertelan orang, larvanya akan melubangi
dinding usus, bergerak ke hati, jantung dan/atau
paru-paru.
Sesaat di dalam paru-paru, larva berganti kulit, setelah sepuluh hari bermigrasi lewat saluran udara ke kerongkongan tempat dimana mereka akan tertelan. Dalam usus kecil cacing dewasa kawin dan betinanya menimbun telur-telur yang akan dilepaskan keluar bersama feses. Telur dalam feses ini harus mencapai mulut orang lagi untuk memulai siklus baru.
Sesaat di dalam paru-paru, larva berganti kulit, setelah sepuluh hari bermigrasi lewat saluran udara ke kerongkongan tempat dimana mereka akan tertelan. Dalam usus kecil cacing dewasa kawin dan betinanya menimbun telur-telur yang akan dilepaskan keluar bersama feses. Telur dalam feses ini harus mencapai mulut orang lagi untuk memulai siklus baru.
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Ascaris
lumbricoides atau yang lebih dikenal dengan cacing gelang merupakan
salah satu cacing yang merugikan bagi manusiadari kelas Nematoda dalam
Filum Nemathelminthes. Hospes parasit ini adalah manusia. Telur
cacing Ascaris lumbricoides yang berada pada makanan ataupun tangan
yang tidak bersih, akan masuk ke dalam tubuhdan tumbuh berkembang hingga dewasa
di dalam usus manusia. Cacing Ascaris lumbricoides memiliki 2
stadium dalam perkembangannya, yaitu :
1. Telur : telur
fertil, infertil dan yang telah mengalami dekortikasi
2. Bentuk dewasa.
Stadium telur spesies ini
berbentuk bulat oval dan ukurannya berkisar antara 45 – 75 mikron x 35 – 50
mikron. Telur Ascaris lumbricoides sangat khas dengan susunan dinding
telurnya yang relatif tebal dengan bagian luar yang berbenjol-benjol. Dinding
telur tersebut tersusun atas tiga lapisan, yaitu :
a. Lapisan luar yang
tebal dari bahan albuminoid yang bersifat impermiabel.
b. Lapisan tengah dari
bahan hialin bersifat impermiabel ( lapisan ini yang memberi bentuk telur )
c. Lapisan paling dalam
dari bahan vitelline bersifat sangat impermiabel sebagai pelapis sel telurnya.
Di Indonesia
prevalensi Ascariasis tinggi, frekuensinya antara 60% sampai 90%
terutama terjadi pada anak-anak. Diagnosa pasti untuk Askarisasis yaitu
dengan cara menemukan telur cacing dewasa pada feses. Pengobatan untuk
seseorang yang mengidap penyakit cacingan Ascaris, dapat dilakukan
pengobatan secara farmasi maupun tradisional.
B. Saran
Tidak makan makanan
mentah (sayuran,daging babi, daging sapi dan daging ikan).
Minum air yang sudah
dimasak mendidih baru aman.
Menjaga kebersihan
diri, sering gunting kuku, membiasakan cuci tangan menjelang makan atau sesudah
buang air besar.
Tidak boleh buang air
kecil/besar di sembarang tempat, tidak menjadikan tinja segar sebagai pupuk;
tinja harus dikelola dengan tangki septik, agar tidak mencemari sumber air.
Bila sudah terjadi
infeksi Ascaris lumbricoides maka penderita harus segera di beri obat
cacingan atau segera di bawa ke dokter untuk tindakan lebih lanjut.
Dan yang terpenting,
jagalah higiene masing-masing personal serta sanitas lingkungan.
DAFTAR
PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Cacing_tambang
http://www.scribd.com/search?cat=cacing+tambang&sq=Search#913
http://www.pdf-search-engine.com/cacing-tambang-pdf.html
http://www.scribd.com/doc/13758753/ASCARIS-LUMBRICOIDES
http://id.wikipedia.org/wiki/Askariasis
http://www.metapathogen.com/hookworm/humanhookworms/
http://www.dpd.cdc.gov/dpdx/html/ascariasis.htm
http://aditya-pandhu.blogspot.com/2010/04/ascaris-lumbricoides-cacing-perut.html
http://en.wikipedia.org/wiki/Ascaris_lumbricoides
http://www.metapathogen.com/roundworm/
LAMPIRAN
CONTOH KASUS :
Otak
Dipenuhi Larva Cacing
Suki-Jane
Taylor (43 tahun) divonis menderita kondisi langka yang disebut neurosysticerosis
pada tahun 2009, yaitu penyakit parasit pada sistem saraf, setelah ia
terinfeksi telur cacing pita yang biasa ada di tubuh babi.
Telur cacing
tersebut menyebar melalui makanan, air dan permukaan benda yang telah
terkontaminasi dengan kotoran. Larva cacing pita tersebut kemudian melakukan
perjalanan ke otak dan membentuk kista. Ketika mulai mati, larva menyebabkan
aneurisma (kelainan pembuluh darah) sebesar ukuran jeruk tangerine di dalam
otak Taylor.
Ibu empat
anak ini harus dilarikan ke St George's Hospital, London, dan pemeriksaan MRI
menunjukkan bahwa pembuluh darah di otaknya telah membengkak. Untuk
menyelamatkan nyawanya, dokter bedah langsung melakukan operasi darurat dengan
memasukkan shunt ke tengkoraknya untuk mengeringkan cairan di otaknya.
Taylor harus
kehilangan kemampuan indera perasa dan penciuman karena kondisi tersebut. Pasca
operasi, kini ia pun menderita epilepsi dan depresi.
0 komentar:
Posting Komentar